#Cerita Kami

Browse More

#Sociopreneur

Browse More

#Gemarikan

Browse More

Thursday, November 6, 2014

Building a Social Business Startups


Social business (bisnis sosial) berasal dari kata "sosial" dan "bisnis", yang berarti bahwa bisnis sosial tidak bisa berjalan murni non profit dan sebaliknya, full profit. Bisnis sosial berjalan berbarengan. Di satu sisi, bisnis jalan dan memiliki arus kas yang positif dan berkembang, di sisi lain ada kebermanfaatan yang bisa diperoleh di daerah atau masyarakat tempat bisnis sosial itu dijalankan.

Membangun sebuah bisnis, perencanaan bisnis (business plan) sangat dibutuhkan. Pada prosesnya, mungkin business plan itu tidak akan dibuka lagi. Namun pada awal proses, untuk membangun start up, ini akan sangat membantu. Dalam konteks ini, business plan berperan sebagai alurnya, mengingatkan pendirinya kepada visi dan tujuan awal. Karena tidak jarang, seseorang atau sebuah kelompok berbelok arah di tengah proses mendirikan bisnis akibat terlalu banyak mendengarkan "kata-kata orang".

Business Model Canvas (BMC) termasuk salah satu jenis business plan. Namun ia lebih ringkas pada penulisannya dan lebih kontekstual. Penulisan BMC berangkat dari fakta-fakta dari riset lapangan atau pasar secara langsung.


"We believe that passionate people with BIG dream can change the world for the better".

Who WOWs you?
Dalam berbisnis, faktor "WOW" perlu diprioritaskan. Fenomena kini kebanyakan pebisnis mendirikan usaha hanya berdasarkan pada passion dia saja, tanpa memedulikan pasar (market). Padahal, sebagus apapun produk, tanpa adanya penjualan tidak ada artinya.

Maka dari itu, hal utama yang perlu diperhatikan dalam membangun sebuah produk/jasa, yaitu nilai (value) yang ditawarkan untuk konsumer. Because its all about the costumer and its not only about you. Utamakan nilai, kualitas, dan layanan prima dalam bisnis, serta melibatkan konsumer dalam prosesnya adalah kunci majunya sebuah (social) entrepreneur.

--------

Materi ini disampaikan oleh @PaulinaPungky, CEO @DreamLabID dalam National Social Business Camp (@nsbc), pada Rabu, 5 November 2014 di Rumah Perubahan Rhenald Kasali.

The Art of Presentation


Presentasi seringkali jadi hal yang disepelekan. Kebanyakan orang cenderung menganggap presentasi tidak terlalu krusial. Padahal presentasi adalah proses penyampaian ide agar bisa dipahami dengan lebih baik. Proses klarifikasi dan konfirmasi informasi. Elaborasi ide secara lebih detail dan persuasif.

Pada dasarnya presentasi adalah tentang kemampuan komunikasi. Bagaimana individu mampu mengkomunikasikan isi pikiran/gagasan/ide dalam bentuk lisan secara persuasif. Karena itu, kemampuan mengambil atensi pendengar dalam 1-2 menit pertama jadi batu pijakan untuk menjelaskan poin-poin selanjutnya (elevator pitching).

Terdapat 2 hal utama yang harus diperhatikan dalam presentasi: YOUR PRESENTATION dan YOU.

Your Presentation

Poin ini mencakup segala hal penting tentang konten presentasi kita, seperti pointers, visuals, explanation.

Pointers adalah poin-poin penting, kritis, dan strategis yang hendak kita sampaikan. Jangan pernah memasukkan satu paragraf dalam satu slide. Dengan kata lain, meng-copy-paste segala tulisan kita ke dalam satu slide presentasi. Yang perlu digarisbawahi adalah it's all about power point. Power and point. Jadi yang layak dicantumkan hanya poin-poin untuk menjadi pemantik. Bukan penjelasan total. Hati-hati, jangan sampai kita membuat audiens dan juri (jika dalam perlombaan) mengalami death by power point, alias ga tertarik/ngantuk akut gara-gara slide presentasi kita.

Visuals (visualisasi) adalah proses pengilustrasian dalam bentuk visual yang dapat dipahami oleh audiens. Presentator yang baik mampu memberikan visualisasi yang baik. Sehingga tanpa banyak kata, audiens sudah dapat memahami.

Explanation (penjelasan), pada poin ini presentator diharapkan mampu menjelaskan "mengapa" bukan "apa" saja tentang gagasan/ide yang disampaikan. Karena kebanyakan presentator hanya mampu menjelaskan "apa" bukan "mengapa". Dalam sebuah presentasi bisnis sosial, beberapa poin yang perlu ditekankan adalah masalah apa yang bisa diselesaikan/dipecahkan dengan produk/jasa itu, poin-poin unik yang dapat dijual dan meningkatkan daya saing, potensi pasar, proyeksi perkembangan bisnis dan tingkat penjualan, serta kapasitas tim yang akan menjalankan bisnis tersebut.

You

Siapapun dia, presentator yang baik adalah mereka yang rajin berlatih. Pada poin ini, the power of practice berperan penting. Karena sehebat apapaun ide/gagasan kita, pendengar, juri, atau bahkan investor tidak mungkin bisa objektif 100%. Unsur subjektfik tetaplah ada. Beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah postur tubuh, ekspresi wajah, kontak mata, dan manner.

-------
Materi ini disampaikan oleh @VikraIjazz, Co-Founder www.kitabisa.com dalam National Social Business Camp (@nsbc), pada Rabu, 5 November 2014 di Rumah Perubahan Rhenald Kasali.

 

Subscribe to our Newsletter

Contact

Email us: tresna.iwak@gmail.com

Our Team Members