Showing posts with label gemarikan. Show all posts
Showing posts with label gemarikan. Show all posts

Thursday, October 2, 2014

STIKi : Stick Ikan Renyah dan Bergizi!

Ketergantungan mata pencaharian terhadap cuaca menyebabkan rendahnya pemasukan nelayan. Pendapatan rata-rata nelayan di Yogyakarta berada di bawah garis kemiskinan, yaitu Rp10.111.333,-/tahun. Di Pantai Sadeng sendiri, salah satu pantai pelabuhan yang terletak di ujung timur Kabupaten Gunung Kidul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, rata-rata pendapatan nelayannya hanya mencapai Rp8.400.000,- sampai dengan Rp12.000.000,- per tahun. Di sisi lain, sebagai kaum marjinal di pesisir, para nelayan hanya memiliki keterampilan melaut. Sehingga tidak memiliki kemampuan untuk menambah nilai pada hasil tangkapan.

Begitu pula dengan istri para nelayan, atau biasa disebut dengan wanita nelayan, yang sehari-hari hanya melaksanakan peran reproduksi saja. Keadaan seperti ini pada akhirnya berdampak pada ekonomi rumah tangga nelayan dan menyebabkan istri nelayan menjadi korban. Istri nelayan harus mencari hutang dan menggadaikan barang-barang saat suaminya tidak melaut (Pamela, 2012). Masalah finansial ini dapat memberi pengaruh negatif pula terhadap pendidikan anak, pemenuhan gizi keluarga, hingga pertengkaran dan terjadinya kekerasan dalam rumah tangga.

Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki potensi besar sebagai penghasil komoditi perikanan dunia, terutama ikan tuna. Pantai Sadeng termasuk dalam salah satu kawasan laut penghasil komoditas tuna terbanyak di Indonesia. Data dari laporan tahunan PPP Sadeng (2010), hasil tangkapan ikan selama tahun 2005-2009 meningkat antara 11,82% sampai dengan 40,67% tiap tahunnya. Namun, pada kenyataannya tidak semua produksi perikanan dapat dinikmati oleh masyarakat Indonesia, karena untuk beberapa jenis ikan memiliki pasar ekspor yang sangat baik, sehingga sebagian besar produksinya langsung diekspor.

Sejalan dengan itu, menurut Ketua Pusat Pelatihan Mandiri Kelautan dan Perikanan (P2MKP) Karya Lestari, Ni Made Putriningsih Wirna, usaha pengolahan hasil perikanan adalah kegiatan yang sangat strategis dan menguntungkan, karena di samping jenis ikan sangat banyak, jenis olahannya pun sangat beragam (Yasin, 2013). Gary Stibel, CEO New England Consulting Group (NECG), menyatakan bahwa makanan ringan adalah trend makanan jangka panjang dan masa depan pangan (Stibel, Topsy, 2012). Wakil presiden pemasaran dan penjualan Rudoph Foods, Mark Singleton, menambahkah bahwa makanan ringan yang kini berpotensi untuk dikembangkan adalah makanan ringan sehat dengan pilihan rasa yang unik (Toopsy, 2012).

Stick Ikan Tuna dibuat oleh Wanita Nelayan Sadeng Mina Raharjo
Oleh karena itu, dalam rangka meningkatkan peran wanita nelayan agar dapat menjadi solusi alternatif meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat pesisir dan menggalakkan diversifikasi produk perikanan, STIKi (Stik Ikan) hadir sebagai olahan pangan sehat yang gurih, lezat, menyehatkan, dan dapat dinikmati oleh seluruh kalangan masyarakat.

Cinta Ikan (Tresna Iwak)!



Ada yang suka makan ikan? Katanya selain membuat orang jadi pintar, ikan juga membuat tubuh menjadi lebih sehat. Ikan termasuk jenis daging putih. Orang yang menjalani hidup sehat, biasanya sangat ketat terhadap jenis daging yang mereka konsumsi.

Ikan kini menjadi makanan sehat dan trend pangan orang-orang Amerika dan Eropa saat ini. Secara umum ada 2 jenis daging yang biasa kita konsumsi, yaitu daging merah dan daging putih. Daging merah ada pada sapi, domba, dan kerbau. Sedang daging putih ada pada ayam, unggas dan seafood. Kandungan kedua daging tersebut sama-sama dibutuhkan oleh tubuh, namun daging putih jauh lebih sehat dan aman dikonsumsi dibanding daging merah.

Daging merah memang kaya protein, mineral zat besi dan seng. Namun ia juga memiliki kandungan lemak jenuh dan kolestrol yang tinggi. Protein sangat penting bagi tubuh. Sehingga konsumsi daging dibutuhkan.

Belum banyak yang tahu kalau daging putih punya kadar protein yang lebih tinggi dan lemak jenuh serta kolestrol yang lebih rendah. Lalu kenapa ikan? Bukannya daging putih ada pada ayam dan unggas juga?

Well, ternyata, ayam dan unggas sekarang banyak yang diternak dengan tambahan-tambahan zat kimia alias suntikan hormon yang berbahaya bagi tubuh. Di tengah zaman yang sudah banyak dibangun gedung tinggi dan minim lahan pertanian/peternakan, sedang kebutuhan konsumsi tinggi, membuat peternak mau nggak mau menambahkan formula-formula pada ayam dan unggasnya agar bisa cepat dipanen.

Nah ikan lah yang menjadi alternatif utama krisis daging itu. Khususnya ikan laut yang sudah pasti dijamin organik. Apalagi pada 2050 nanti bakal ada tambahan 9 miliar manusia di bumi yang butuh diberi makan. Sedang tanah-tanah pasti dipakai untuk pembangunan. Jadi darimana sumber protein manusia yang paling aman dikonsumsi, lezat, dan sehat? Ikan di laut jawabannya!

Itulah juga mengapa orang-orang di Amerika dan Eropa kini sudah mulai mengurangi konsumsi daging merah mereka dan menggantinya dengan ikan.Yang menarik adalah kultur Jepang yang sudah biasa mengkonsumsi ikan sejak kecil. Dimasak seadanya pula, alias masih super fresh

Pesan penulis, buat teman-teman yang belum biasa makan ikan, sebaiknya mulai dibiasakan, yaa. Apalagi buat wanita-wanita yang semakin dewasa usianya hehe.

Jadi masih ragu buat makan ikan? Yukk hidup sehat dengan gemar makan ikan!

 

Subscribe to our Newsletter

Contact

Email us: tresna.iwak@gmail.com

Our Team Members